بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Berawal dari bulan Juni 2011. Saat itu aku berhasil menamatkan jenjang S.1 di jurusan Kimia FMIPA Universitas Sriwijaya Palembang. Aku dan bersama keluargaku (Alm.Ayah, Ibu, bibi dan adik-adikku) menghadiri acara pelepasan wisudaku yang ke -99 di Indralaya. Senang dan lega sekali rasanya, akhirnya hasil kerja kerasku dalam Tugas Akhir (TA) dan penelitianku tidak sia-sia. Aku bisa membuat bangga kedua orangtua tercinta. Terutama Ayah yang saat itu tersenyum bahagia. Beliau ingin melihat diriku dan kampus tercintaku.
Begitupun pada bulan September 2011. Saat itu saudaraku no-2 Syaiful Bahri menamatkan jenjang D.3 di jurusan Teknik Elektronika Politeknik Sriwijaya Palembang. Namun, saat itu yang bisa menghadiri wisuda hanya Ayah, Ibu, dan aku. Sedangkan adik-adikku yang lain pada saat itu masih bersekolah. Tidak biasanya Ayah yang saat itu meluangkan waktu di sela-sela waktu sibuknya. Saat itu aku bisa merasakan rona kebahagiaan beliau.
Sekarang 26 tahun sudah Ayah membiayai keperluanku dan juga keperluan adik-adikku sampai waktunya beliau tutup usianya. Terimakasih Ayah... Semoga اَللّهُ slalu bersamamu Ayah...
Di akhir bulan Desember 2011 ayah mulai nampak sering sakit, beliau mengalami gejala mual dan sering merasa kedinginan. Sebelumnya Ayah memiliki riwayat sakit darah tinggi sehingga beliau harus mengkonsumsi obat terus-menerus. Ayah juga bekerja di lapangan sehingga kadang-kadang beliau lupa untuk minum. Padahal Ayah seringkali mengingatkanku dan adik-adikku untuk banyak minum air putih terutama saat bangun tidur. Tapi ternyata اَللّهُ berkehendak lain, beliau di uji dengan penyakitnya menderita Gagal Ginjal kronis. Kata dokter Ginjal Ayah sudah mengempis / mengecil. Saat itu ayah di rawat di rumah sakit Charitas Palembang cukup lama sampai 2 minggu lebih. Alhamdulillah, ada jaminan kesehatan / asuransi dari kantor Ayah.
Selama di Rumah Sakit, Ayah bercerita tentang cita-citanya ingin mengajak kami sekeluarga liburan ke Jakarta. Karena pada saat itu adikku Syaiful sedang menjalani masa trainning bekerja di United Tractor (UT Jakarta). Mungkin beliau merasa rindu dan ingin mengajak kami jalan-jalan liburan ke Jakarta. Kami akan menyewa mobil pribadi (karena belum punya mobil sendiri) dan menginap di hotel. Memang aku menyadari kami sekeluarga jarang menikmati bersama-sama untuk sekedar makan bersama atau bahkan libur bersama. Ayah semangat ingin sembuh dari sakitnya. Aku bahagia sekali saat itu. Ayah pulang dari rumah sakit dan kami mengadakan syukuran dengan para anggota masjid untuk membaca yasin bersama.
Sampai pada bulan januari 2012 akhir, Ayah kambuh lagi. Beliau mengalami kejang-kejang yang sangat parah dan kondisinya tidak sadarkan diri. Saat itu sepertiga malam, sekitar pukul 03.00 am. Ayah langsung di bawa ke rumah sakit Charitas lagi. Kami sekeluarga merasa sedih sekali melihat kondisi Ayah. Pada waktu paginya ayah sempat merasa baikan. Namun pada menjelang sorenya Ayah mengalami kejang-kejang lagi dan ada banyak air liur dalam tenggorokannya. Aku saat itu merasa tak tega melihat Ayah di vacum untuk menyedot cairan dalam tenggorokannya. Ayah saat itu tidak sadarkan diri. Kami sekeluarga cukup panik dan sedih saat itu. Aku pun mengabarkan berita ini kepada adik no-2 yang saat itu berada di Jakarta. Dokter lalu memberitahukan kalau Ayah kami harus menjalani cuci darah (dialisis) di Ruang Hemodialisa. Tindakan ini harus di lakukan melihat kondisi Ayah yang cukup parah. Akhirnya, setelah bermusyawarah dengan semua anggota keluarga kami menyetujui saran dokter.
Malam itu dokter langsung melakukan tindakan untuk merawat di ruang ICU dan kami pasrah kepada اَللّهُ.
Esok paginya kami belum bisa melihat kondisi Ayah, namun perawat rumah sakit menyampaikan kondisi ayah belum begitu baik masih dalam pemulihan.
Gagal Ginjal Kronis (GGK) yang diderita Ayah mengharuskan ayah menjalani cuci darah selama seumur hidupnya. Untuk menyaring racun-racun dalam tubuh yang di bawa oleh darah ke seluruh tubuh. Ayah harus menjalani ini 2-4 kali dalam satu minggu pada awal pemulihan kondisi ini.
Begitu pulih kondisi Ayah, maka cuci darah harus di lakukan 2 kali seminggu yang rutin.
Selama masa ini ayah mendapat cuti dari kantor selama 3 bulan, selanjutnya untuk pemulihannya Ayah akan mengambil cuti selama 3 bulan lagi. Memang Ayah memiliki jatah cuti yang cukup panjang di karenakan selama ayah bekerja dari tahun 1986 - 2012 , Jatah cuti Ayah tidak pernah di ambil. Tapi aku merasa sedih karena cuti yang ayah ambil adalah cuti sakit.
Bulan Agustus 2012, Alhamdulillah.... Ayah sudah begitu baikan dari sakitnya. Setelah di pasang Cimino pada tangan kirinya. Cimino itu adalah nadi yang di sambungkan untuk aliran pada saat menjalani cuci darah dan tempat di tusukkannya jarum. Getaran denyutnya masih bisa di rasakan. Ingat sekali aku, ayah pernah berkata, kalau cimino ini tidak akan berdenyut lagi dan getarannya tidak bisa dirasakan lagi kalau اَللّهُ sudah memanggil Ayah untuk kembali kepadaNya.
Ayah mulai masuk kerja lagi tapi untuk hari Rabu, ayah izin dari kerja. Karena harus menjalani cuci darah rutin di RSUD Bari Palembang pada hari Rabu dan Sabtu. Alhamdulillah, kantor memaklumi sakit Ayah. Tapi mungkin karena tak ada manusia yang sempurna. Ada saja orang yang tak begitu senang dengan Ayah, kadang Ayah mengeluh pada pekerjaan kantor yang menumpuk di sela sibuk dan sakit beliau. Tapi tak pernah ayah tunjukkan ini di depan anak-anaknya. Beliau berusaha tetap tegar menjalani. Ibu yang selalu sabar menemani Ayah ke rumah sakit untuk menjalani cuci darah. Dan slalu sabar mendengarkan keluh kesah Ayah. Ayah begitu sabar dan tabah menjalani ini semua.
Berjuang melawan sakitnya, selama dari Januari 2012- Agustus 2013 Ayah tetap menjalani cuci darah rutin dan kadang-kadang kalau kondisi Ayah tidak begitu baik harus cuci darah sampai 4 kali dalam seminggu.
Hingga pada malam ke 27 Ramadhan 1433H , pada hari minggu, 04 Agustus 2013. Ayah menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Charitas pada pukul 19.30 (waktu isya').
Dalam sakaratul mautnya kami sekeluarga berkumpul dan meminta maaf kepada Ayah jika ada salah selama ini. Dan sempat usai ba'da Magrib. Aku melihat airmata ayah menetes. Semoga surga yang kau lihat di matamu Ayah dan jaminan surga اَللّهُ untukmu. aamiin
Hingga pada malam ke 27 Ramadhan 1433H , pada hari minggu, 04 Agustus 2013. Ayah menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Charitas pada pukul 19.30 (waktu isya').
Dalam sakaratul mautnya kami sekeluarga berkumpul dan meminta maaf kepada Ayah jika ada salah selama ini. Dan sempat usai ba'da Magrib. Aku melihat airmata ayah menetes. Semoga surga yang kau lihat di matamu Ayah dan jaminan surga اَللّهُ untukmu. aamiin
Tak henti-henti terkirim selalu doa dari anak-anakmu yang masih hidup, kami semua menyayangimu... (Al-Fatihah)
KGS. M. SOLEH HALIM
BIN
KGS. ABDUL HALIM UDING
Semoga Ayah diampuni dosa-dosanya, dilapangkan dan diterangi kuburnya serta dimudahkan jalan menuju ke tempat keabadianNya. aamiin.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar